Wednesday, December 22, 2010

Lima Alasan Kenapa Indonesia Bisa Juara Piala AFF Suzuki 2010

Malaysia yang akan dihadapi Indonesia di partai final nanti diyakini bukanlah tim yang sama dengan yang kita kalahkan dengan skor telak di babak penyisihan grup lalu. Delapan dari skuad inti mereka sudah pulih dari cedera, Laos dan Vietnam menjadi korban kebangkitan mereka. Namun, Indonesia punya beberapa alasan kenapa tim kita mampu mengkandaskan mereka sekali lagi tahun ini, dan kali ini diyakini akan lebih sakit bagi mereka karena akan terjadi di partai final! Berikut beberapa alasan yang menurut BOLA.NET akan dapat mewujudkan Indonesia menggenggam Piala AFF Suzuki 2010 ini.
Kejutan Alfred Riedl
Pelatih yang belum genap setahun menangani tim nasional Indonesia ini kini dikenal sebagai pelatih yang gemar melakukan terobosan baru dan suka membuat kejutan. Reformasi ia lakukan di tubuh tim nasional, nama-nama seperti Ismed Sofyan hingga sang mega bintang Mutiara Hitam Boaz Solossa terpaksa ia coret. Bahkan, striker sekelas Bambang Pamungkas pun ia cadangkan. Ia hanya menyisakan Maman Abdulrahman, Markus Horison, dan Firman Utina saja di skuad utama besutannya. Muka-muka baru ia percaya untuk mengenakan jersey berlogo Garuda di dada kanan itu.
Pencoretan Boaz, memecahkan rekor dengan mengalahkan Thailand, dan yang paling gres menurunkan Yongky Aribowo menjadi starter di laga semifinal ke dua melawan Filipina adalah contoh betapa ia suka memberikan surprise bagi rakyat Indonesia. Sejauh ini kejutannya sudah berbuah manis, dan kita semua berharap ia juga memberikan kejutan yang sangat kita impikan dan kita tebak, menjuarai Piala AFF Suzuki 2010.
Cristian Gonzales
Pemain naturalisasi ini sudah mengemas tiga gol. Dua golnya merupakan gol penentu kemenangan atas Filipina dan mengantarkan Indonesia ke partai final, sisanya, adalah gol yang ia cetak ke gawang Malaysia. Gol yang tak kalah spesial dengan dua golnya di semifinal itu karena mampu membalikkan keadaan menjadi 2-1 untuk Merah Putih, dan membawa Indonesia bangkit untuk menyudahi laga dengan kemenangan telak 5-1 itu. Terlebih kini namanya berada di deretan pencetak gol terbanyak, ambisi lain menjadi top skor menjadi pelecut semangatnya untuk menggedor jala Sharbinee Allawee sekali lagi. Kalau Filipina dua kali dalam dua laga saja bisa dibobol oleh El Loco, kenapa Malaysia tidak?
Mental Lebih Siap
Akan muncul juara baru dalam perebutan piala paling bergengsi se Asean ini karena Indonesia dan Malaysia sama-sama belum pernah menjadi juara di ajang ini. Namun, Indonesia 2 kali lebih banyak tampil di final daripada Malaysia yang hanya sekali tampil di tahun 1996 lalu dan secara head to head di Piala AFF, Merah Putih pun lebih unggul. Oleh karena itulah Indonesia diyakini lebih memiliki kesiapan dari segi mental daripada tetangga dekat yang menjadi seteru abadi mereka ini.
Dukungan TKI di Malaysia
Kalau mereka biasa disebut pahlawan devisa, kini mereka bisa juga disebut sebagai pahlawan sepak bola, dengan catatan mereka turut hadir di National Stadium Malaysia dan membantu Merah Putih berjaya di sana. PSSI sudah meminta KBRI (Kedutaan Besar Republik Indonesia) untuk mengerahkan sebagian dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia yang jumlah totalnya melebihi tiga juta orang itu. Bahkan PSSI juga sudah meminta kepada LOC Malaysia untuk tidak mempersulit mereka dalam mendapatkan tiket.
Partai Puncak di Indonesia
Partai final di ajang ini akan digelar dua kali, pertama di Malaysia 26 Desember nanti dan tiga hari kemudian akan diselenggarakan di Gelora Bung Karno Jakarta. Suatu keuntungan bagi Indonesia, kalau pun barisan pertahanan kita yang baru kebobolan 2 gol saja itu terpaksa jebol dan kalah di Malaysia, maka akan dipastikan kita dapat membalasnya dengan telak di Jakarta. Keangkeran GBK dan dukungan 80 ribu supporter fanatik yang setia meneriakkan yel-yel "In-do-ne-sia!" sudah memberi bukti pada kita. Tim Merah Putih tak terkalahkan di sini, dan gawang Malaysia sudah menyumbangkan 5 gol dari total 15 gol yang sudah Indonesia ciptakan ke gawang lawan. Kalau partai pembuka Indonesia di Piala AFF ini dibuka dengan kemenangan 5-1 atas Malaysia, lalu, kenapa tidak mungkin Indonesia juga akan kembali mengganyang mereka dengan skor yang besar pula di partai penutup?

Thursday, December 9, 2010

Paul Stretford: Bagaimana Agen Pemain Mengubah Peta Sepak Bola

Manchester United dan Wayne Rooney sempat mengalami perselisihan kontrak beberapa waktu lalu, dan dari kasus tersebut ada satu nama yang patut dikedepankan. Ya, dialah Paul Stretford.
Kesepakatan baru yang akhirnya disetujui oleh Rooney mengakhiri beberapa pekan penuh rumor, spekulasi, klaim publik dan saling balas komentar saat negosiasi kontrak antara pemain Inggris paling berbakat, manajer Inggris Raya paling sukses dan salah satu klub terbesar dunia, menyeruak ke ruang publik.
Puncaknya, protes massa bahkan ancaman kematian melayang kepada Rooney yang dikhawatirkan akan menyeberang ke kubu sang rival, Manchester City. Kondisi ini juga menggambarkan pergeseran kekuatan dari klub kepada pemain, atau lebih tepatnya perwakilan para pemain.
Stretford, agen Rooney, memang tak pernah muncul di ranah publik setelah kontrak lima tahun yang amat menggiurkan dari kliennya ditandatangani, namun mantan salesman vacuum cleaner berusia 52 tahun itu dipercaya sebagai orang yang bertanggung jawab atas hiruk pikuk kontrak tersebut.

Stretford, mantan salesman vacuum cleaner yang menjadi jutawan dari uang pesepak bola (c) Telegraph
Jika benar laporan yang menyebut bahwa ia berhasil mendapatkan kenaikan gaji untuk Rooney - yang kini diperkirakan mencapai kisaran angka 180.000 hingga 250.000 pound per pekan, maka ia diyakini juga mendapat bagian yang lumayan besar dari kesepakatan tersebut. Biaya 1 juta pound, naik menjadi 1,5 juta jika Rooney bertahan selama lima tahun, yang diterimanya saat mengatur kepindahan Rooney Everton ke United, diyakini merupakan biaya terbesar yang diterima seorang agen pemain di Inggris Raya.
Peran agen sepak bola umumnya, dan Paul Stretford khususnya, adalah untuk mengurus hampir setiap aspek karir klien mereka, yang memungkinkan sang pemain hanya berkonsentrasi untuk bermain sepak bola. Mereka menangani kesepakatan kerja dan dukungan serta hubungan masyarakat, dan secara umum membantu mereka untuk mempromosikan diri sebagai produk yang menghasilkan uang. Sebagai imbalannya, si agen mengambil potongan dari upah klien mereka yang berkisar 5 persen ke atas. Ketika Stretford pertama mengurus Wayne Rooney yang masih berusia 18 tahun, dokumen menunjukkan bahwa ia mengambil sebesar 20 persen. Dalam transaksi lain, ia bahkan dijuluki Mr 40 Cent Per.
Hasil riset Birkbeck College's Football Unit menunjukkan bahwa agen pemain sudah menjadi bagian dari sepak bola sejak 1885, dipergunakan secara luas oleh klub untuk memantau bakat pemain. Penggunaan peran mereka oleh para pesepak bola meluas di era 60 dan 70-an, namun peran agen berkembang pesat di era 90-an seiring pertumbuhan finansial yang dipicu uang dari pertelevisian.
Hasilnya terjadilah perubahan situasi. Klub yang biasanya mengendalikan hidup sang pemain lewat monopoli transfer dan permainan kontrak, mulai terkikis kekuatannya dengan penghapusan upah maksimum di tahun 1961, kasus George Eastham di tahun 1963 dan memuncak di tahun 1995 lewat aturan Bosman, yang memberikan kebebasan pada sang pemain untuk hengkang di akhir kontraknya sekaligus menyingkirkan kekuasaan mutlak dari tangan klub dan memindahkannya kepada para pemain, atau dalam hal ini, agen mereka.
Peningkatan besar dalam gaji pemain dan posisi pemain yang kuat dalam negosiasi menjadikan jumlah agen pun meningkat dramatis. Saat ini, ada sekitar 431 agen terdaftar pada Asosiasi Sepak Bola Inggris - hanya Spanyol yang memiliki lebih banyak dengan total 585 agen. Kekuatan agen kini menyamai kekuatan yang dimiliki para pemilik, manajer dan ofisial klub. Biaya yang dihasilkan dari proses transfer membuat mereka dituduh sebagai sosok yang memicu keserakahan mereka sendiri dan juga para pemain, membuat klub tak stabil serta mengeksploitasi para fans.

Kedekatan Stretford dan Rooney di lapangan golf (c) TheNational
Bagi banyak orang, Paul Stretford melambangkan semua yang baik dan buruk tentang agen modern. Setelah melihat potensi bisnis sepak bola pada 1980-an, ia memulai karirnya sebagai agen dengan satu klien - striker Republik Irlandia, Frank Stapleton - dari lantai dasar rumahnya. Kesepakatan pertamanya memboyong Stapleton dari klub Le Havre Prancis ke Blackburn Rovers. Klien lainnya segera mengikuti.
Keterlibatan Stretford dengan United datang lewat mantan pemain Inggris, Andy Cole. Kepindahan Cole dengan bandrol besar dari Newcastle merupakan koneksi yang amat menguntungkan bagi United. Reputasi besar membawanya pada kesepakatan bersama skuad Skotlandia di Euro 96, yang meski kontroversial, disambut baik para pemain yang menikmati kerja kerasnya. Antusiasme Stretford untuk mengumpulkan uang bagi kliennya menimbulkan kritik luas dan ada banyak keluhan luas tentang biaya yang terlalu tinggi untuk wawancara dan penampilan pemain di depan umum.

Stretford kini bahkan selevel dengan Rooney dan Sir Alex Ferguson (c) Independent
Stretford mulai bersinggungan dengan Rooney, dan secara konsisten telah memberi hasil untuk kedua pihak, namun hal ini juga mendatangkan kesulitan. Pertama ia berhubungan dengan Rooney adalah saat orang tua sang pemain ingin anaknya pindah ke agen yang lebih besar dari agen sebelumnya, Peter McIntosh.
Namun ternyata hal itu membawa kerumitan dan segala kesulitan untuk Stretford. Ia bahkan harus berurusan dengan polisi dan pengadilan, dan puncaknya ia harus berhadapan dengan FA, yang lewat komisi disiplinnya menjatuhkan sanksi pada Stretford larangan berkiprah di dunia sepak bola selama sembilan poin dan denda 300.000 pound. Ia baru bebas dari sanksi tersebut Februari tahun ini.

Stretford mengurusi segala kepentingan Rooney (c) Dailymail
Kritik yang dilontarkan padanya menyebut bahwa keterlibatannya dalam episode kontrak Rooney telah menebus sanksi itu dalam jangka pendek, namun dalam jangka panjang justru merusak citra kliennya yang sudah terpuruk akibat skandal pribadinya. Rooney dan Stretford juga dituduh tak loyal serta serakah, bahkan rival mereka pun menggambarkan Stretford sebagai sosok 'tebal muka' dan hanya fokus pada produk akhir - uang. Beberapa bahkan menyebut bahwa ia sudah menyiapkan jalan keluar untuk Rooney yang bisa saja membawanya mendarat di Amerika Serikat atau klub Eropa lainnya.
Namun bagi mereka yang tak terlibat langsung, ini merupakan bukti paling sahih bahwa permainan indah sepak bola telah lama menyerah pada permainan bisnis yang kini dikuasai uang dan keserakahan

Riedl: PSSI Bisa Pecat Saya Kapanpun Mereka Mau

Jelang dimulainya perjalanan Indonesia di ajang Piala AFF, harapan tinggi dibebankan di pundak para penggawa Garuda Merah Putih. Bagaimanakah pandangan arsitek timnas Indonesia mengenai peluang anak asuhnya di ajang ini? Dan bagaimanakah kisah perjalanan karir pelatih berusia 61 tahun itu? Simak saja wawancara dengan pelatih yang sempat menjadi top skorer Liga Belgia, kala masih aktif menjadi pemain, di era 70-an itu dengan Thai Fussball.
thai-fussball.de: Mr. Riedl, sejak awal 90-an, Anda telah melatih jauh dari kampung halaman Anda di Austria. Josef Hickersberger, rekan Anda di Austria Wina, juga melakulan hal yang sama seperti Anda. Begitu pula Berti Vogts, Holger Osieck atau Wolfgang Sidka. Apakah yang melatari para pelatih menginginkan untuk berkarir di luar negeri dan seakan enggan untuk pulang kampung lagi?
Riedl: Seringkali terjadi bahwa Anda akan lebih mudah mendapatkan pekerjaan di negara lain ketimbang di negara Anda sendiri. Jika Anda ingin mendapat pekerjaan, Anda tidak bisa menanti lama untuk mendapatkannya. Setalah melangkahkan kaki ke luar negeri, seringkali tidak mudah untuk bisa kembali pulang ke kampung halaman.
thai-fussball.de: Antara 1998 dan 2007, Anda menjadi pelatih Vietnam sebanyak tiga kali dan memimpin mereka bertarung di Piala Suzuki. Kebersamaan Anda ini diselingi melatih Al-Salmiya SC di Kuwait dan juga di Palestina. Mengapa Anda selalu kembali ke Vietnam di masa transisi itu?
Riedl: Tahun 1998, sumber daya mereka sangat terbatas. Namun, sejak saat itu, sepak bola Vietnam berkembang dengan sangat baik. Saya dan istri merasa sangat senang bisa berada di sana. Itulah sebab mengapa kami selalu kembali ke Vietnam.
thai-fussball.de: 2008 lalu, Vietnam berhasil memenangi Piala AFF di bawah pelatih Henrique Calisto. Apakah Anda akan mengatakan bahwa sukses Calisto berdasar pada kerja Anda beberapa waktu lalu?
Riedl: Sebetulnya, sukses Vietnam di hanyalah tinggal menunggu waktu saja. 2008 lalu mereka mendapat beruntung. Namun, menurut saya, semua orang yang pernah berkecimpung di sepak bola Vietnam berhak untuk mendapatkan pengakuan tersebut.
thai-fussball.de: Sejak Mei 2010, Anda bertugas sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia. Apakah yang mendasari Anda untuk hengkang ke Indonesia, padahal saat itu Anda masih berstatus pelatih Laos U-23.
Riedl: Karena saat itu Federasi Sepak bola Laos sedang mengalami transisi. Sementara, saya mendapat tawaran dari Indonesia.

thai-fussball.de: Sejak menangani Timnas Indonesia, Anda tidak pernah benar-benar mendapatkan situasi yang benar-benar kondusif. Beberapa pekan di sana, Anda disebut bakal kehilangan jabatan Anda. Belakangan ini, manajer tim, Andi Darussalam menuding Anda sebagai sosok yang arogan. Beberapa hari kemudian, PSSI menarget Anda untuk memenangi Piala AFF. Apabila gagal,Anda akan dipecat. Bagaimana pendapat Anda dan cara Anda menyikapi hal ini.
Riedl: Saya telah membaca mengenai hal ini. Namun, sebagai pekerja di PSSI, saya bisa dipecat kapan saja mereka mau. Sementara itu, mengenai masalah dengan Andi, saya bisa pastikan telah selesai. Di ajang ini, target saya adalah membawa tim ini ke partai final. Saya tidak berpikir mengenai target-targetr lainnya. Saya hanya berusaha menjalankan tugas saya sebaik mungkin. Apabila mereka tidak puas, seperti yang telah saya katakan, saya hanyalah seorang pekerja."
thai-fussball.de: Adakah sebuah taktik khusus yang menjadi favorit Anda?
Riedl: Saya tidak memiliki sebuah taktik favorit. Saya menerapkan taktik sesuai dengan lawan yang akan kami hadapi.
thai-fussball.de: Tim manakah yang Anda anggap sebagai favorit dalam ajang ini? Dan, bagaimana menurut Anda peluang tim Anda di sini?
Riedl: Seperti biasa, Thailand, Vietnam dan Singapura. Mereka memiliki potensi untuk menjadi favorit di ajang ini. Namun, kami tidak boleh meremehkan Malaysia. Kami juga tidak bisa meremehkan lawan-lawan lainnya. Seperti yang saya bilang sebelumnya, kami berharap bisa sampai ke babak Final.
thai-fussball.de: Liga mana yang menurut Anda merupakan yang terbaik di level ASEAN?
Riedl: Saya rasa V-League di Vietnam merupakan yang terbaik. Nampaknya mereka telah menunjukkan perbaikan yang sangat pesat.

Ronaldinho: Legenda Yang Mulai Mendekati Masa Akhir Edarnya

Ronaldinho, adalah salah satu legenda dalam dunia sepak bola yang memulai karirnya di Eropa pada Januari 2001 saat bergabung dengan klub Paris Saint Germain. Langkahnya ini dianggap sebagai suatu langkah yang berani dan menuai banyak keterkejutan, karena biasanya bintang Amerika Selatan justru memulai karirnya pada klub-klub Italia, Portugal, atau Spanyol.
Tapi ternyata langkahnya ini adalah sebuah langkah yang justru membuatnya semakin maju dalam karier selanjutnya, setelah dia bergabung ke dalam tim kelas dunia Barcelona, tim yang pada akhirnya akan melambungkan namanya ke langit ke tujuh.
Blaugrana menandatangani persetujuan tentang bergabungnya Ronaldinho dalam timnya, segera setelah gagal menarik David Beckham, tidak ada kata-kata yang cukup bisa menjelaskan bagaimana prestasi Ronaldinho dalam setiap permainan-permainannya. Dengan kata lain permainan hebatnya diibaratkan sebagai permainan yang berasal dari dunia lain.
Dalam masa-masa awal inilah Ronaldinho berhasil membawa momen kejayaan bagi Blaugrana. Dia adalah figur yang berperan penting dalam membawa nama Barcelona bertahta di La Liga musim 2005-2006 hingga pada kejuaraan Liga Champions.
Dalam sejarah Blaugrana, dia berhasil mencetak 95 gol dan 85 assist. Masa-masa keemasannya memang mencapai puncaknya pada sekitar tahun 2005-2006 dengan prestasi 25 gol dan 21 assist hanya dalam 45 kali permainan. Sungguh sebuah prestasi yang sangat mengagumkan kala itu.
Ronaldinho pun juga tak luput dari pencapaian berbagai prestasi pribadi. Dia juga berhasil meraih penghargaan dari Don Balon pada tahun 2004 and 2005, dan juga sebagai European Footballer of the Year pada tahun 2005. Dia pun berhasil meraih penghargaan sebagai FIFPro World Player of the Year pada tahun 2005 serta 2006, sekaligus FIFA World Player of the Year Award pada tahun 2004 dan 2005.
Prestasi lainnya yang juga cukup mengagumkan adalah ketika banyak orang mengakui kehebatannya saat dia berhasil membawa Barca mengalahkan Real Madrid di Bernabeu pada El Clasico musim 2005-2006.
Dalam permainan menghebohkan ini, dia berhasil mencetak 2 gol, yang salah satu nya terjadi ketika dia berlari menghindari separuh dari pemain tim lawan sebelum akhirnya dapat melewati Iker Casillas. Para pendukungnya akan terus mengingat bagaimana suporter lawan memberikan penghormatan (standing ovation) pada pahlawan dari tim musuh mereka ini.

Mendapatkan tepuk tangan dari Madridista di Bernabeu (c) Barcablog
Sayangnya kehebatannya ini juga dibarengi dengan sisi negatif. Ronaldihno sering bermasalah dengan hal-hal kedisiplinan bahkan sejak kemunculan awalnya di tim pertama Eropa-nya di PSG yang juga sering membuatnya bermasalah dengan manajernya.
Pelatihnya di timnya saat itu, Luiz Fernandez, juga mengatakan bahwa dia lebih tertarik pada kehidupan malam di Paris dibanding dengan sepak bola yang ditekuninya.
Masalah kedisiplinan ini juga mengancam karir Ronaldinho dengan Barca juga dengan manajer barunya Frank Rijkaard saat itu. Pada akhirnya dia kehilangan posisi nya dalam tim segera setelah dia mengalami kemunduran prestasi. Dia bahkan kehilangan motivasi untuk terus bermain seperti yang juga telah disampaikan Presiden saat itu Joan Laporta bahwa Dinho butuh sebuah tantangan yang baru.
Dinho kemudian menolak tawaran dari Manchester United dan setelah itu dia memutuskan bergabung dengan AC Milan pada bulan Juli 2008. Musim awalnya di Italia adalah sebuah kesuksesan yang cukup bagus bagi karirnya.
Dia langsung berhasil mencetak gol di partai pertamanya untuk Milan dan pada akhirnya dia berhasil mencetak 10 gol dalam musim pertandingan itu dan juga 8 assist. Sebenarnya ini juga bukanlah prestasi yang cukup gemilang dan perlu untuk diingat juga bahwa pelatih Carlo Ancelotti hanya memberinya 18 laga sebagai pemain starter dalam musim itu.
Momen terbaik dari yang terbaik
Pada musim berikutnya, 2009-2010, adalah masa di mana si Brasil ini mulai kembali menunjukkan kemampuannya. Pada masa ini, Dinho membantu timnya untuk dapat meraih posisi ketiga pada klasemen akhir. Dalam musim ini pula, Ronaldinho berhasil menyumbangkan 17 assists dalam total pertandingan yang ada dan berhasil mencetak 15 gol. Dia adalah pencetak assist terbanyak di Liga Italia dan Eropa saat itu.
Karir Ronaldinho sempat kembali cemerlang setelah itu, yang akhirnya bisa membuktikan bahwa perkiraan orang-orang selama ini tentangnya ternyata keliru. Namun situasi kembali memburuk di awal musim ini, Allegri, pelatih baru Milan tampaknya mengharapkan lebih tentang kedisiplinan dari para pemainnya. Tidak seperti Leonardo, dia cukup terganggu dengan kebiasaan Dinho yang kurang teratur dalam berolahraga dan kebiasaan buruk nya keluar malam yang pada akhirnya mempengaruhi penampilannya di lapangan.
Dengan kondisi Milan yang ada di Capolista Serie A dan serta sudah pastinya mereka lolos ke babak 16 besar Liga Champion meski tersisa satu permainan, sepertinya kesempatan untuk Dinho masuk ke skuad inti Rossoneri kian berat.
Selama musim ini, Ronaldinho hanya baru menyumbangkan 1 gol dalam 10 pertandingan. Dalam enam pertandingan terakhir, dia hanya mendapat 3 kesempatan bermain, itu pun hanya di menit 85 atau bahkan pada awal permainan di pertandingan yang sudah tak menentukan. Benar-benar sebuah pengalaman yang memalukan untuk pemain sekaliber Ronaldinho.

Ronaldinho sudah tak sehebat dulu, namun dia tetaplah salah satu yang terbaik di dunia sepak bola (c) AFP
Usia Dinho semakin tua, yang akan menginjak 31 tahun di tahun depan, membuat posisinya semakin sulit karena tampaknya dia tidak akan lagi masuk dalam salah satu senjata andalan utama Allegri. Bisa dipastikan bahwa sekitar Januari tahun depan, dia akan memantapkan langkahnya untuk meninggalkan Eropa dan pergi ke Amerika Serikat atau ke Timur Tengah mungkin.
Bila tahun depan dia benar-benar meninggalkan Eropa, bisa dikatakan bahwa karirnya sudah mencapai sekitar 10 tahun sejak kemunculan pertamanya di Eropa dan kepergiannya ini bisa dipastikan juga sebagai akhir dari perjalanan kisahnya.
Untuk pemain yang cukup mengguncangkan dunia dengan kemampuannya yang luar biasa, akan menjadi berita yang sangat menyedihkan bila tiba saatnya dia pergi. Meskipun dia berjanji untuk tetap menghibur penonton di manapun dia berada, faktanya adalah bahwa dunia telah benar-benar melihat kemampuan yang fenomenal dari seorang Ronaldinho. Dan tentu itu akan menjadi kehilangan yang sangat besar nantinya.

Thursday, November 25, 2010

10 Pemain Paling Berpeluang Menjadi Top Skor EPL Musim ini.

Liga Premier Inggris sudah dibuka, geliat liga paling mahal di dunia ini pun sudah terasa. Aksi-aksi striker kelas dunia di sana pun telah dinantikan. Siapakah yang akan menjadi pencetak gol terbanyak musim ini? Berikut ulasan kami mengenai 10 Striker yang paling berpeluang untuk menjadi top skor Liga Premier Inggris musim ini.

10. Dimitar Berbatov - Manchester United

Dengan 48 gol dari 135 laga di Liga Premier Inggris sebenarnya cujkup untuk menjadi modal pemain yang dianggap gagal bersinar di MU ini. Musim ini adalah ajang pembuktiannya untuk mengulang masa kejayaannya di Tottenham pada tahun 2006-2008 lalu, sebab di musim ke tiganya bersama Red Devils ini ia sudah dianggap mampu melewati masa-masa penjajakannya bersama rekan setimnya tersebut. Rooney, Chicharito dan Owen adalah striker dengan type yang sama, besar kemungkinan ia tidak akan dipusingkan dengan persaingan di tempat utama lini depan, ia akan menjadi pendamping salah satu dari ketiga pemain tersebut. Inilah kesempatan Berba.

9. Nicolas Anelka - Chelsea

Top skor musim 2008/2009 ini sudah mengantongi 116 gol dari 311 laga di EPL. Meski dianggap sudah mulai menua dan berada di bawah bayang-bayang Drogba, ia tetap dianggap mampu untuk mencetak banyak gol musim ini. Terlebih ia mempunyai catatan unik tersendiri di Liga Premier Inggris, ia selalu terlihat bersemangat jika melawan bekas timnya seperti Arsenal, Bolton, Manchester City dan Liverpool.

8. Robin Van Persie - Arsenal

Sudah tercatat 131 kali ia bermain di Liga Premier, dan 48 gol sudah ia ciptakan. Hanya cedera seperti di musim lalu yang membuatnya gagal mengoleksi gol. Kini ia sudah sembuh, dan jika kedatangan Chamakh sesuai seperti skenario yang diinginkan Wenger, yang diplot sebagai tukang duel udara dan memberi van Persie ruang lebih terbuka, maka striker runner up Piala Dunia ini akan menjadi sangat berbahaya tahun ini. Selain itu ia pandai juga mengeksekusi bola-bola mati.

7. Frank Lampard - Chelsea

Ia mungkin hanya seorang pemain tengah, namun Lampard mampu menorehkan rata-rata perolehan golnya hingga dua digit di setiap musimnya, 129 gol dari 467 laga di tujuh musim menjadi jaminannya. Dengan dukungan Essien di sampingnya, serta bola-bola matang hasil pantulan dari Anelka dan Drogba yang memporak-porandakan lini pertahanan lawan, bukan hal yang mustahil jika namanya keluar menjadi daftar pencetak gol terbanyak EPL musim ini.

6. Carlos Tevez - Manchester City

Baru tahun 2006 lalu ia datang ke Inggris, dari 124 laga yang ia mainkan, 49 bola sudah ia antarkan ke jaring lawan. Juara Liga Champions dan juara Liga Premier Inggris sudah ia dapatkan bersama MU, hanya gelar top skor yang belum mampu ia wujudkan di sini. Ia sangat berambisi mendapatkannya bersama City. Cepat, ngotot dan type striker pekerja keras adalah kelebihan pemain Argentina ini, tidak salah jika ia dijadikan orang terakhir dari alur serangan sepak bola menyerang penuh ala Mancini.

5. Jermain Defoe - Tottenham

Ialah satu-satunya pemain Inggris yang mencetak gol di Piala Dunia lalu. Cepat, cerdik dan mampu memanfaatkan peluang adalah ciri khasnya. Dari 286 laga yang ia mainkan di EPL, 97 gol sudah ia hasilkan. Bahkan, di musim lalu ia mampu mencetak 5 gol dalam satu laga kala melawan Wigan Athletic. Hanya pemain ini yang mampu tampil konsisten akhir-akhir ini. Masih ada harapan baginya untuk menjadi top skor Liga Premier Inggris musim ini meski konsentrasinya terpecah dengan Liga Champions.

4. Fernando Torres - Liverpool

Dengan rata-rata lebih dari satu gol di dua pertandingan, El Nino adalah salah satu striker fenomenal di Liga Premier. Jika ia memang benar-benar fit dan mampu bangkit dari keterpurukannya di Piala Dunia lalu, maka besar kemungkinan ia akan menjadi top skor pertama dari Liverpool, yang terakhir diraih Michael Owen di tahun 1999. 18 gol dari 22 pertandingan di musim lalu menjadi modal baginya untuk mewujudkan gelar ini, disamping ambisi The Reds untuk mendatangkan gelar juara Liga Premier ke Anfield.

3. Darren Bent - Sunderland

Bent siap dengan musim gemilang tim berjuluk Black Cats tahun ini, musim lalu ia menjadi pemain ke tiga di daftar pencetak gol terbanyak dengan 24 gol. Hasil itu membuat perolehan golnya di Liga Premier Inggris menjadi 74 gol dari 171 pertandingan yang telah ia mainkan. Banyak yang tidak menyangka dengan perolehan golnya tersebut, kini semua mata tertuju padanya jika di depan gawang lawan, apa lagi ia akan didukung pemain tengah bagus asal Paraguay Christian Riveros serta striker powerful Kenwyne Jones.

2. Wayne Rooney - Manchester United

Selama berkarir di EPL, sudah 106 gol ia torehkan dari 256 pertandingan. Musim ini hanya golnyalah yang mampu membungkam kritik yang ditujukan padanya, atas penampilan buruknya bersama tim nasional Inggris di Piala Dunia. Ia akan termotivasi oleh hal tersebut. Rooney, yang selalu membuat pertahanan lawan ketar-ketir jika ia membawa bola akan mencoba melebihi torehan golnya di musim lalu dan meraih gelar sepatu emasnya di musim ini.

1. Didier Drogba - Chelsea

Ia adalah pencetak gol terbanyak musim lalu dengan 29 gol dari 32 laga. Gol demi gol yang ia ciptakan tersebut mengantarkan Chelsea meraih gelar ganda di musim lalu. Meski banyak kritikan mengenai permainan Chelsea yang terkesan lamban dan menua, namun ia masih dipercaya untuk bisa mengulangi kesuksesannya musim lalu. Selain berkonsentrasi untuk mempertahankan gelar di liga dan upaya meraih gelar Liga Champions, musim ini Drogba ingin menggenapi golnya di Liga Premier ini menjadi 100. Dari 166 laga yang telah ia mainkan di sini, 84 gol sudah ia ciptakan untuk Chelsea.

Itulah urutan 10 pemain yang paling berpeluang untuk menjadi top skor Liga Premier Inggris musim ini. Tinggal cedera dan kesiapan mental saja yang bisa menghambat pemain tersebut untuk mencetak gol. Bagaimana dengan pemain Anda? Apakah ada nama mereka di daftar kami tersebut?

jadwal MU

Jadwal Lengkap MU Musim 2010/2011

Inilah Jadwal Lengkap Manchester United Musim 2010/2011.



  • Match Day 1 (16 Agustus 2010) : MU vs Newcastle (H)


  • Match Day 2 (22 Agustus 2010) : Fulham vs MU (A)


  • Match Day 3 (28 Agustus 2010) : MU vs West Ham (H)


  • Match Day 4 (12 September 2010) : Everton vs MU (A)



  • Match Day 5 (19 September 2010) : MU vs Liverpool (H)



  • Match Day 6 (26 September 2010) : Bolton vs MU (A)


  • Match Day 7 (2 Oktober 2010) : Sunderland vs MU (A)


  • Match Day 8 (16 Oktober 2010) : MU vs West Brom (H)


  • Match Day 9 (24 Oktober 2010) : Stoke City vs MU (A)


  • Match Day 10 (30 Oktober 2010) : MU vs Tottenham (H)


  • Match Day 11 (6 November 2010) : MU vs Wolverhampton (H)


  • Match Day 12 (10 November 2010) : Manchester City vs MU (A)


  • Match Day 13 (13 November 2010) : Aston Villa vs MU (A)


  • Match Day 14 (20 November 2010) : MU vs Wigan (H)


  • Match Day 15 (27 November 2010) : MU vs Blackburn (H)


  • Match Day 16 (4 Desember 2010) : Blackpool vs MU (A)


  • Match Day 17 (11 Desember 2010) : MU vs Arsenal (H)


  • Match Day 18 (18 Desember 2010) : Chelsea vs MU (A)


  • Match Day 19 (26 Desember 2010) : MU vs Sunderland (H)


  • Match Day 20 (28 Desember 2010) : Birmingham vs MU (A)


  • Match Day 21 (1 Januari 2011) : West Brom vs MU (A)


  • Match Day 22 (4 Januari 2011) : MU vs Stoke City (H)


  • Match Day 23 (15 Januari 2011) : Tottenham vs MU (A)


  • Match Day 24 (22 Januari 2011) : MU vs Birmingham (H)


  • Match Day 25 (1 Februari 2011) : MU vs Aston Villa (H)


  • Match Day 26 (5 Februari 2011) : Wolverhampton vs MU (A)


  • Match Day 27 (12 Februari 2011) : MU vs Manchester City (H)


  • Match Day 28 (26 Februari 2011) : Wigan vs MU (A)


  • Match Day 29 (5 Maret 2011) : Liverpool vs MU (A)


  • Match Day 30 (19 Maret 2011) : MU vs Bolton (H)


  • Match Day 31 (2 April 2011) : West Ham vs MU (A)


  • Match Day 32 (9 April 2011) : MU vs Fulham (H)


  • Match Day 33 (16 April 2011) : Newcastle vs MU (A)


  • Match Day 34 (23 April 2011) : MU vs Everton (H)


  • Match Day 35 (30 April 2011) : Arsenal vs MU (A)


  • Match Day 36 (7 Mei 2011) : MU vs Chelsea (H)


  • Match Day 37 (14 Mei 2011) : Blackburn vs MU (A)


  • Match Day 38 (22 Mei 2011) : MU vs Blackpool (H)

  • profil bambang pamungkas 20

    Klub:
    F.C Internazionale Milano 1908 dan Persija Jakarta
    Tim Nasional:
    Indonesia dan Argentina
    Pemain:
    Paul Gascoigne
    Salah satu pemain terbaik di dunia, skill dan intelegensianya luar biasa, banyak orang mencibir kehidupan dia di luar lapangan.. SO WHAT.. Semua orang mempunyai sisi gelap dalam hidupnya, begitu juga Anda ataupun saya, yg terpenting adalah bagaimana dia melakukan tugasnya di lapangan, for me he is my F***ing Hero...
    Kurniawan Dwi Julianto 
    Menurut saya dia adalah striker terbaik Indonesia, pernah merumput di Eropa cukup mendeskripsikan kualitas dia, kemampuannya mengatasi tekanan publik ketika dia tersangkut masalah menunjukkan bahwa dia mempunyai mental yang luar biasa, tidak banyak pemain yg mampu bangkit dari keterpurukan seperti itu, pernah bermain bersama di Timnas PPD (Pra Piala Dunia) 2001 adalah impian yang menjadi kenyataan, dia adalah orang yg memberi inspirasi pada saya untuk berkarir sebagai pesepakbola... Thanks Bro...
    Widodo Cahyono Putro 
    Seorang profesional sejati selalu menjadi contoh baik di dalam maupun di luar lapangan, pemain yg selalu mau berbagi ilmu dan pengalan kepada junior-juniornya, saya banyak mendapatkan ilmu darinya selama kami bermain bersama baik di persija maupun Timnas... Pribadi yg sangat luar biasa...
    Pelatih:
    Ivan Kolev dan Benny Dolo
    Stadion:
    Lebak Bulus dan Gelora Bung Karno
    No. Punggung:20
    Sepatu Bola:
    Nike Mercurial
    Tokoh:
    Bung Karno, BJ Habibie dan Jamie Oliver
    Musik:
    Keroncong dan R & B
    Penyanyi:
    Gesang, U2, Cold Play, Jay Z. dan Daniel Sahuleka
    Lagu:
    - Bengawan Solo (Gesang)
    - With or Without You, All I Want Is You (U2)
    - Don't Sleep Away this Night (Daniel Sahuleka)
    Film:
    Notting Hill, Jerry Mcguire dan The Rock
    Artis Wanita:
    Winona Rider, Angelina Jolie dan Dian Sastrowardoyo
    Artis Pria:
    Hugh Grant, Sean Conery dan Dedy Mizwar
    Bacaan:Autobiography pesepakbola
    Buku:
    - Jamie Oliver: The Naked Chef Series
    - Paul Gascoigne: My Journey to Hell and Back
    - Michael Jordan: Who wants to be like Mike
    Warna:
    Biru dan Pink
    Parfum:
    Thiery Mugler: Angel Blue for Man
    Tempat Berlibur:
    Jogjakarta dan Paradise Island, Maldives
    Kota:
    Salatiga, Jayapura dan Amsterdam
    Makanan:
    Oseng pare, Pepes Peda dan Pasta
    Minuman:
    Air putih dan Diet Coke
    Mobil:
    Toyota Celica
    Merk Baju:
    Nike, Zara, Top Man, Lacoste dan Burberry
    Sepatu Santai:
    Nike, All Star dan Camper

    favorite bambang pamungkas20

    Klub:
    F.C Internazionale Milano 1908 dan Persija Jakarta
    Tim Nasional:
    Indonesia dan Argentina
    Pemain:
    Paul Gascoigne
    Salah satu pemain terbaik di dunia, skill dan intelegensianya luar biasa, banyak orang mencibir kehidupan dia di luar lapangan.. SO WHAT.. Semua orang mempunyai sisi gelap dalam hidupnya, begitu juga Anda ataupun saya, yg terpenting adalah bagaimana dia melakukan tugasnya di lapangan, for me he is my F***ing Hero...
    Kurniawan Dwi Julianto 
    Menurut saya dia adalah striker terbaik Indonesia, pernah merumput di Eropa cukup mendeskripsikan kualitas dia, kemampuannya mengatasi tekanan publik ketika dia tersangkut masalah menunjukkan bahwa dia mempunyai mental yang luar biasa, tidak banyak pemain yg mampu bangkit dari keterpurukan seperti itu, pernah bermain bersama di Timnas PPD (Pra Piala Dunia) 2001 adalah impian yang menjadi kenyataan, dia adalah orang yg memberi inspirasi pada saya untuk berkarir sebagai pesepakbola... Thanks Bro...
    Widodo Cahyono Putro 
    Seorang profesional sejati selalu menjadi contoh baik di dalam maupun di luar lapangan, pemain yg selalu mau berbagi ilmu dan pengalan kepada junior-juniornya, saya banyak mendapatkan ilmu darinya selama kami bermain bersama baik di persija maupun Timnas... Pribadi yg sangat luar biasa...
    Pelatih:
    Ivan Kolev dan Benny Dolo
    Stadion:
    Lebak Bulus dan Gelora Bung Karno
    No. Punggung:20
    Sepatu Bola:
    Nike Mercurial
    Tokoh:
    Bung Karno, BJ Habibie dan Jamie Oliver
    Musik:
    Keroncong dan R & B
    Penyanyi:
    Gesang, U2, Cold Play, Jay Z. dan Daniel Sahuleka
    Lagu:
    - Bengawan Solo (Gesang)
    - With or Without You, All I Want Is You (U2)
    - Don't Sleep Away this Night (Daniel Sahuleka)
    Film:
    Notting Hill, Jerry Mcguire dan The Rock
    Artis Wanita:
    Winona Rider, Angelina Jolie dan Dian Sastrowardoyo
    Artis Pria:
    Hugh Grant, Sean Conery dan Dedy Mizwar
    Bacaan:Autobiography pesepakbola
    Buku:
    - Jamie Oliver: The Naked Chef Series
    - Paul Gascoigne: My Journey to Hell and Back
    - Michael Jordan: Who wants to be like Mike
    Warna:
    Biru dan Pink
    Parfum:
    Thiery Mugler: Angel Blue for Man
    Tempat Berlibur:
    Jogjakarta dan Paradise Island, Maldives
    Kota:
    Salatiga, Jayapura dan Amsterdam
    Makanan:
    Oseng pare, Pepes Peda dan Pasta
    Minuman:
    Air putih dan Diet Coke
    Mobil:
    Toyota Celica
    Merk Baju:
    Nike, Zara, Top Man, Lacoste dan Burberry
    Sepatu Santai:
    Nike, All Star dan Camper

    Bintang Baru di Kualifikasi Piala Eropa 2012

    Ajang kualifikasi Piala Eropa 2012 sudah memasuki pertandingan keempat, saat selesai dilangsungkan Rabu dini hari lalu (13/10). Sampai pekan ini, banyak kisah-kisah menarik yang muncul terutama di pertandingan ketiga dan keempat. Banyaknya pemain inti yang cedera, memaksa para pelatih memainkan pemain cadangannya. Dan ternyata dari sinilah, cerita menarik itu mulai muncul.
    Dalam usaha tetap mengejar kemenangan, para pelatih memainkan pemain-pemain yang sebelumnya kerap menjadi cadangan, yang mereka anggap mampu menggantikan peran dari para pemain utama yang absen tersebut. Tetapi tidak disangka-sangka, pemain-pemain pengganti ini bisa menunjukkan secara maksimal kemampuan yang mereka punyai. Dan bukan hanya itu, mereka bahkan menjadi aktor utama penentu dari usaha timnya meraih 3 poin.
    Pemain-pemain itu telah menjelma menjadi bintang-bintang baru di tim nasional masing-masing. Kita akan melihat beberapa bintang baru yang muncul di beberapa tim besar yang ada.
    1. Fernando Llorente (Spanyol)
    Pemain klub Athletic Bilbao ini sejatinya adalah cadangan dari David Villa dan Fernando Torres di barisan penyerang Spanyol. Begitu Torres masih cedera, maka pelatih Vicente Del Bosque memilih menurunkan Llorente untuk berduet dengan Villa. Dan tidak disangka-sangka ketika Villa kesulitan mencetak gol, ternyata striker jangkung dengan tinggi 195cm itu yang menjadi motor kemenangan Spanyol.
    Saat lawan Lithuania, Sabtu lalu (9/10), dia mencetak 2 gol dalam kemenangan 3-1 Spanyol. Dan di pertandingan berikutnya, dia tampil sebagai pencetak gol penentu kemenangan La Furia Roja 3-2 atas tuan rumah Skotlandia.
    Penampilan Llorente terus menanjak naik, dia mampu memberikan suguhan permainan yang menawan. Total striker yang bernama lengkap Fernando Llorente Torres itu mencetak 3 gol dari 2 pertandingan terakhirnya bersama Spanyol.

    Llorente saat mencetak gol ke gawang Skotlandia.
    Llorente pun sangat bangga dengan raihan ini. Dia pun yakin karir internasionalnya akan terus menanjak dalam pertandingan-pertandingan berikutnya.
    "Segala sesuatunya berjalan sangat baik. Memang akan sulit bisa terus tampil seperti ini. Tapi, saya selalu yakin akan memberikan yang terbaik untuk tim. Saya memang telah mencetak gol, dan saya pun sadar suatu saat nanti saya mungkin sulit mencetak gol," ujar Llorente kepada AS.
    Kesuburan Llorente ini dijamin akan membuat del Bosque harus pusing memutuskan akan menurunkan siapa di barisan penyerangnya jika Torres nantinya sudah pulih dari cederanya.
    2. Klaas-Jan Huntelaar (Belanda)
    Pemain klub Schalke 04 ini biasanya adalah cadangan dari Robin van Persie yang menjadi pilihan utama dari pelatih Belanda, Bert van Marwijk. Tapi karena van Persie masih cedera, maka tugas striker utama dia serahkan pada Huntelaar yang sedang tampil menawan bersama Schalke, dengan telah mencetak 4 gol dalam 5 penampilannya di kompetisi Bundesliga Jerman.
    Kepercayaan ini dibayar penuh oleh pemain yang berjuluk The Hunter ini. Dia menjadi penentu kemenangan Belanda atas tuan rumah Moldova yang berakhir dengan skor 1-0 pada Sabtu dini hari yang lalu (9/10). Tidak hanya sampai di sana, striker kelahiran tanggal 12 Agustus 1983 ini bahkan mencetak 2 gol dalam kemenangan 4-1 Belanda atas lawan berat mereka, Swedia.
    Huntelaar sukses membuktikan diri, sedang berada dalam performa terbaiknya saat ini. Dengan mencetak gol lawan Moldova dan Swedia, juga berarti dia selalu berhasil menciptakan gol dalam tiga laga kualifikasi terakhir Belanda.

    Huntelaar merayakan golnya ke gawang Swedia.
    "Saya merasa baik. Saya selalu bermain 90 menit, ini memompa kepercayaan diri saya," ujarnya dalam laman resmi KNVB.
    "Hasilnya, saya tampil bagus. Seperti yang bisa dilihat saat melawan Moldova, saya melakukan kombinasi yang baik dengan Rafael van der Vaart dan Wesley Sneijder. Semuanya lancar-lancar saja."
    Bahkan dia merasa semakin menemukan kepercayaan dirinya setelah lawan Swedia.
    "Saya pikir ini adalah penampilan terbaik yang pernah saya mainkan bersama timnas Belanda. Ada banyak ruang kosong di belakang pertahanan mereka. Kombinasi permainan kami sangat bagus dan saya bisa mendapatkan bola dari kiri maupun kanan.
    3. Yoann Gourcuff (Prancis)
    Gourcuff memang diproyeksikan sebagai playmaker masa depan Prancis. Tetapi beberapa saat lalu, dia mengalami masa-masa kelam dalam perjalanan karir sepak bolanya. Dia mengalami periode buruk saat tampil di Piala Dunia 2010, dengan puncaknya Gourcuff menerima kartu merah saat pertandingan lawan Afrika Selatan. Penampilannya pun tak cemerlang di awal musim bersama klub barunya, Olympique Lyon.
    Gourcuff pun tidak dipanggil ketika Laurent Blanc memulai debutnya sebagai pelatih Les Bleus, ketika melawan Norwegia pada partai uji coba Agustus lalu. Blanc memang memutuskan tidak memanggil seluruh anggota skuad Piala Dunia 2010 pada pertandingan tersebut.
    Dia juga tidak dipanggil masuk ke dalam skuad, pada 2 laga awal kualifikasi Piala Eropa 2012 Prancis lawan Belarusia (4/9) dan Bosnia (8/9). Akhirnya setelah Blanc sudah bebas menentukan susunan skuad sesuai keinginannya, Gourcuff mendapat panggilan untuk kembali memperkuat Prancis.
    Hasilnya sungguh tidak main-main, gelandang kelahiran tahun 1986 itu berhasil menunjukkan kemampuan terbaiknya, 2 gol telah diciptakannya masing-masing saat kemenangan 2-0 Prancis atas Rumania (10/10) dan kemenangan tandang 2-0 tim Ayam Jantan itu atas Luksemburg (13/10).

    Selebrasi gol Gourcuff ke gawang Lusksemburg.
    Blanc pun langsung tidak sungkan-sungkan memuji pemain berusia 24 tahun itu.
    "Dia pemain yang sedang bangkit kembali," kata Blanc pada media. "Kemampuannya tidak hilang. Masalah baginya adalah episode di Afrika Selatan mempengaruhinya dengan buruk."
    "Dia juga pindah di saat-saat terakhir ke Lyon. Menurut saya, dia tidak berada dalam kondisi psikologis terbaik untuk mengatasi semua itu. Tapi sekarang dia sudah kembali."
    "Jangan mengganggunya. Kemampuannya tidak hilang. Seiring berjalannya waktu, Anda akan melihatnya."

    Sehebat Apakah Bale Akan Berkembang?

    Gareth Bale, muda dan berbakat.
    Gareth Bale, muda dan berbakat.
    Sekali lagi Gareth Bale menjadi bintang untuk Tottenham di Liga Champions, dengan dua assist menakjubkan pemuda 21 tahun ini memberi Spurs kemenangan yang mengesankan atas juara bertahan Inter Milan 3-1.
    Sebelumnya Bale sudah mengirimkan isyarat kepada pihak Rafael Benitez dua minggu lalu, ketika Spurs tertinggal empat gol dan semangat pemain mulai turun, ia berlari seorang diri masuk ke pertahanan Inter yang compang-camping. Bale mengakhiri malam itu dengan mencetak tiga gol yang sangat cantik, sebuah hat-trick yang tak terlupakan baginya.
    Dalam banyak hal penampilannya Rabu (3/11) dini hari tadi mungkin akan lebih membuktikan dirinya sebagai pemain hebat, karena ia berhasil menunjukkan bahwa torehan golnya di San Siro dua minggu lalu bukanlag suatu kebetulan.
    Konsistensi dalam penampilannya sekarang menjadi penting jika Bale ingin membangun dirinya menjadi salah satu pemain terbaik di dunia. Dan jika ia dapat terus meningkatkan kemampuannya dengan menampilkan seperti yang telah ia tunjukkan baru-baru ini maka tidak ada alasan lagi untuk tidak mensejajarkannya dengan pemain-pemain top dunia.
    Bos Spurs Harry Redknapp tidak bisa lagi berucap apa-apa untuk memuji anak asuhannya itu. Redknapp mengatakan, "Dia luar biasa. Maicon telah dinilai sebagai bek kanan terbaik di dunia dan apa yang dia lakukan pada Maicon selama dua pertandingan terakhir benar-benar menakjubkan. Dia bisa memberi umpan silang, kaki kirinya sangat hebat dalam berlari, dia bisa menembak, menggiring bola, bermain menggunakan kepala, dia punya segalanya."
    Baca:Puji Bale, Redknapp Kehabisan Kata-kata
    Maicon: Kehebatan Bale Bukan Lagi Kejutan
    Bale sekarang bisa dibilang menjadi pemain kunci di tim Spurs dan ini cukup luar biasa jika Anda mengetahui usianya baru menginjak 21 tahun. Dalam tahun-tahun mendatang kita bersama mungkin akan melihatnya bermain sebagai bintang di lapangan layaknya Cristiano Ronaldo atau Lionel Messi saat ini, karena potensi yang dimilikinya masih bisa berkembang lebih besar.
    Ambisinya untuk lebih berkembang bisa ditangkap dari ucapannya yang mengakui ingin seperti Ronaldo, "Dengan pemain berkelas dunia seperti Ronaldo, tim akan mendapatkan suntikan tenaga secara ganda. Sebagai pemain, Anda harus bisa berkembang di setiap laga yang Anda mainkan, tentu saja demi mencapai level tak terhentikan lawan."
    Dia menambahkan, "Saya tidak akan mengatakan bahwa saya tidak pernah khawatir, tapi saya selalu memiliki keyakinan pada kemampuan saya sendiri, karena hanya saya yang bisa memastikan hal ini."
    Baca:
    Bale Ingin Samai Kemampuan CR7

    Potensi Bale tidak membuat klub super di dunia seperti Real Madrid dan Barcelona merasa ragu lagi untuk datang memburu Bale dalam waktu dekat, dan itu benar-benar akan menjadi godaan terbesar bagi Spurs untuk menjualnya atau tidak. Selain Spurs, tantangan itu juga berlaku bagi Liga Premier untuk tetap mempertahankan Bale, bagaimanapun juga sosok Bale penting untuk daya tarik mereka.
    Baca:United Siapkan 20 Juta Pounds Untuk Gareth Bale
    Duo Milan Bertarung Dapatkan Bale
    Barcelona Antri Tanda Tangan Bale
    Sekarang yang menarik bukanlah hanya sebuah ukuran seberapa bagus Bale bermain saat ini, tapi yang patut kita nanti adalah sehebat apakah ia kelak. Ia memiliki bakat, ia masih muda, ia masih bisa berkembang, ia punya tim dengan etika kerja yang baik, dan sekarang ia punya kepercayaan penuh sebagai pemain reguler. Jika tidak menderita cedera serius, semoga saja tidak, Bale benar-benar akan menjadi salah satu pemain terbaik dunia nantinya

    Awal Mula El Clasico dan Bumbu Yang Menjaga Rivalitasnya

    Jose Mourinho dan Victor Valdes (c) AP
    Jose Mourinho dan Victor Valdes (c) AP
    El Clasico musim ini adalah duel dua klub yang paling dinanti beberapa bulan ini sejak Jose Mourinho menandatangani kontraknya bersama Real Madrid. Seperti yang kita ketahui selama ini, Mourinho adalah klub yang paling membenci Barcelona FC dan pernah mengatakan terang-terangan tidak akan pernah melatih klub tersebut di sisa karirnya nanti, karena klub Catalan itu adalah musuh abadi baginya. Pernyataan The Special One tersebut seolah menjadi bumbu tersendiri bagi rivalitas abadi kedua klub raksasa Spanyol tersebut. Berikut adalah beberapa sejarah rivalitas dan bumbu yang menyebabkan perseteruan kedua tim El Clasico kian abadi.

    Awal Rivalitas


    Menurut Phill Ball, penulis dari 'Morbo: The Story of Spanyol Football,' yang lebih suka menyebut rivalitas ini dengan 'Perang Saudara Spanyol', awal perseteruan antara Barca dan Real dimulai sejak awal dekade 30an saat publik Barcelona yang jenuh terhadap kecenderungan sentralisasi kota Madrid di era kediktatoran Franco.Barcelona saat itu seolah ingin membentuk sesuatu yang merupakan reputasi, identitas dan lambang kebanggaan Catalan. Barcelona saat itu lebih memihak kepada oposisi yang hampir mirip rezim fasis, dengan beberapa pemain Barcelona mendaftar pada oposisi tersebut di tahun 1934. Di saat mereka mulai membangun reputasi tersebut, pecahlah rivalitas keduanya tatkala Presiden Barcelona Josep Sunyol dibunuh oleh pasukan pengawal Franco saat mengunjungi Pasukan Republik di bagian utara kota Madrid.

    Bumbu-Bumbu Perseteruan

    Perseteruan antara dua klub besar Spanyol ini kian meruncing di tahun-tahun berikutnya. Bukan hanya merebutkan gelar juara di berbagai kejuaraan, kedua klub juga acap kali berduel dalam perebutan pemain bintang. Bahkan, kepindahan seorang pemain untuk menyeberang ke klub yang notabene musuh abadi mereka itu dianggap sebagai pengkhianatan. Berikut beberapa momen yang menjadikan rivalitas keduanya kian menguat:

    Alfredo Di Stevano, 1950

    Di Stefano yang saat itu bermain untuk klub Club Deportivo Los Millonarios dari kota Bogota, Kolombia, merupakan striker yang bersinar di masanya. Baik Barca maupun Madrid berlomba untuk memburu tanda tangan pemain Argentina yang mencetak 90 gol dari 101 laga bersama Millonarios. Keduanya bahkan mengklaim bahwa di Stefano adalah milik mereka sebelum pemain itu pindah dari River Plate ke Millonarios. FIFA pun harus turun tangan untuk menengahinya, dan memutuskan bahwa Barca dan Madrid akan bergantian musim untuk menggunakan jasa pemain itu.

    Namun, dengan adanya campur tangan Franco yang mengintervensi Presiden klub Barcelona, Di Stefano akhirnya resmi menjadi milik Real pada tahun 1950. Meski klub itu memberi pernyataan bahwa si pemain secara sukarela memilih mereka. Kebencian Barca kian memuncak kepada Real dan pemain Argentina tersebut, karena Di Stefano mencetak dua gol dalam laga pertamanya melawan Barcelona.

    Bernd Schuster, 1989

    Schuster merupakan bagian penting dari tim Catalan itu selama kurun waktu 1980 hingga 1988. Ia adalah jendral lapangan tengah Barcelona yang juga menciptakan banyak gol dari kakinya untuk mengantarkan Barcelona menjadi juara La Liga pada musim 1984–85, dua kali juara Piala Liga di musim 1982–83, 1985–86 dan runner up Liga Champions Eropa pada musim 1985–86. Madrid yang kepincut dengannya kemudian membajak pemain asal Jerman ini pada tahun 1989.

    Schuster pun berhasil memberi El Real dua kali gelar La Liga (1989,1990) serta gelar Copa del Rey dan Piala Super Spanyol di tahun 1989. Ia kembali ke Madrid untuk menjadi pelatih pada tahun 2007, akan tetapi ia hanya mampu bertahan semusim saja.

    Michael Laudrup, 1995

    Pemain Denmark ini adalah salah satu dari tiga pemain asing di The Dream Team Barcelona di bawah asuhan Johan Cruijff selain Ronald Koeman dan Hristo Stoichkov. Ia turut andil dalam kesuksesan Barca merebut gelar juara La Liga 4 musim berturut-turut (1991 hingga 1994), dan meraih gelar Liga Champions pada tahun 1991-92. Kegagalan Barca meraih gelar juara Liga Champions di tahun 1994 bisa dibilang karena tanpa adanya Michael di final. Cruijff lebih memilih Romario daripada dirinya untuk memenuhi kuota tiga pemain asing yang diperbolehkan tampil pada saat itu. Barca pun kalah telak 0-4 dari AC Milan di final.

    Usai bersitegang dengan Cruijff, Laudrup kemudian memutuskan berkhianat dengan pindah ke seteru abadi mereka, Real Madrid di tahun 1995, yang langsung mengantarkan klub ibu kota Spanyol tersebut meraih juara La Liga di tahun pertamanya. Prestasinya itu membuat namanya abadi dalam sejarah sepak bola Spanyol, ia adalah satu-satunya pemain yang merebut gelar juara La Liga 5 kali berturut-turut dari dua klub yang berbeda.

    Luis Enrique, 1996

    Entah apa yang ada di benak Enrique yang lebih memilih Barcelona usai melihat kontraknya di Real Madrid tidak akan diperpanjang. Dengan status free transfer ia melenggang dengan santai ke seteru abadi klubnya tersebut. Namun sayang, di tahun pertama kepindahannya, Real yang ia tinggalkan malah menjadi juara La Liga. Ia merupakan satu-satunya pemain yang menorehkan namanya di sejarah indah El Clasico. Enrique merupakan pemain yang mencetak gol di duel ini dari dua klub berbeda, dari 5 golnya di El Clasico, 1 ia sumbangkan untuk Real dan 4 untuk Barcelona.


    Luis Figo, 1998

    Banyak yang menganggap kepindahan Luis Figo yang kala itu menjadi pangeran Catalan adalah usaha pembalasan Real terhadap aksi Enrique. Pemain Portugal itu juga termasuk penentu sukses Barca meraih gelar Piala Winner dan La Liga pada musim 1996-97, dan tiba-tiba saja ia menandatangani transfernya ke Madrid yang pada saat itu sedang membangun proyek Los Galaticos. Banyak pendukung Blaugrana yang tidak terima dengan pengkhianatan pemain yang mereka favoritkan di Nou Camp selama 5 tahun terakhir tersebut.

    Bahkan mereka tetap mendendam dengan pemain yang kemudian membawa Real meraih gelar juara Liga Champions Eropa dan Piala Super Eropa di tahun 2002 tersebut. Saat duel El Clasico di Nou Camp pada tahun 2002, pendukung Barca melemparinya dengan koin dan benda-benda lain karena menganggapnya mata duitan saat ia mengambil eksekusi corner kick, lebih parah lagi pendukung Barcelona memasang kepala Babi di area tendangan sudut.
    Mungkin perseteruan kedua tim ini akan menguat jika bintang mereka seperti Lionel Messi atau pun Cristiano Ronaldo berani menyeberang ke lawan mereka. Atau lebih ekstrim lagi jika pelatih mereka baik Mou atau pun Josep Guardiola yang pindah. Mungkin tidak mungkin? Who knows? Bola itu bundar. Salam! 

    Friday, November 12, 2010

    Mourinho Seorang Psikolog Sejati


    Jose Mourinho (c) AFP
    Jose Mourinho (c) AFP


    Spanyol mulai terkontaminasi dengan Jose Mourinho, setidaknya sebagian orang berpendapat seperti itu, tidak hanya apa yang telah ia lakukan diReal Madrid, namun seperti biasa ucapannya selalu menghadirkan cerita tersendiri di mana pun dia berada.
    Setelah beberapa musim di Inggris, kemudian hijrah Italia, kini ia mulai meracuni Spanyol, di mana pun pelatih berjuluk The Special One ini bertugas selalu saja media di sana terusik dengan komen-komen Mou yang provokatif dan sering kali menghadirkan kontroversi.
    Seorang presenter televisi Spanyol, suatu saat sempat mewawancarainya dengan pertanyaan yang cukup pribadi. Pria yang bernama Michael Robinson itu bertanya kepada Mou, "Apakah Istri Anda juga mencintai The Special One?"
    Mou langsung menjawabnya, "Tidak, dia sama sekali tidak menyukainya,". Jelas bukan hanya istri Mou, kini orang-orang Barcelona pun pasti tidak suka ketika ia memutuskan menerima tawaran Los Blancos untuk menjadi arsitek mereka. Bukan karena track record Mourinho yang terkenal arogan, provokatif, ataupun immoral, tetapi karena rivalitas Barcelonitas dengan Madrid yang sudah berlangsung bertahun-tahun, bahkan sebelum Mou dikenal khalayak ramai.
    Sejak Mou datang ke Spanyol pertama kali ia langsung berulah dengan mencari gara-gara. Ia menyebut juara bertahan Liga Spanyol itu superior karena sering kali bermain melawan klub yang hanya diperkuat 10 pemain mereka. Mou bermaksud menyindir Barcelona yang selalu diuntungkan karena lawan mereka sering dihadiahi kartu merah oleh wasit.
    Entah sesungguhnya ia paham atau tidak dengan apa yang ia ucapkan, sebab faktanya dan memang sesungguhnya Madrid lah yang lebih sering bermain melawan 10 pemain lawan. Namun sebagai pelatih yang sangat detail, akan aneh mendapati Mou asal bicara. Ia pasti punya maksud tersembunyi.
    Bukan hanya Barca sesungguhnya yang terganggu akan kehadirannya di La Liga. Pemain Levante, Juanlu, begitu geram dengan kata-kata pedas Mourinho hingga ia berujar, "Mourinho harusnya tutup mulut. Dia menghabiskan seluruh waktunya untuk mengganggu orang."
    Mourinho menghujat pemain Levante yang ia nilai sengaja mengulur waktu dengan berpura-pura kesakitan saat menghadapi Madrid. Mou saat itu berseloroh, "Saya pikir mereka semua sudah mati, saya lega tidak satu pun mereka ada di rumah sakit, sebab saat itu sepertinya mereka sekarat,"
    Sergio Ballestros, kapten Levante, turut menimpali ucapan Mou, "Saya pikir memang tidak salah menyebut Mou sedikit Bocazas!". Dalam bahasa Spanyol Bocazas berarti si mulut besar, hmm.. bukan julukan yang baru bagi Mou.
    Apakah Mou benar-benar Bocazas atau tidak, pastinya tidak akan ada yang peduli di Madrid. Memang itulah caranya bermain, itulah sisi psikologis yang sepertinya menjadi keharusan baginya untuk meraih kesuksesan. Selama Madrid menang dan sukses tidak akan ada Madrisistas yang akan terganggu akan hal itu.
    "Saya akan tetap menjadi Jose Mourinho," kata Mou pada saat hari pertama ia dikontrak Real. Para petinggi Madrid jelas bukan sekumpulan orang bodoh, sejak awal mereka sudah tahu memang itu cara Mou bekerja, yang terpenting dinantikan adalah gelar "Gentleman of a Club" jika ia mampu memberikan kesuksesan.

    Mou Master of Mind Games (c) Getty
    Suka atau tidak suka sebenarnya The Special One memang bagian tak terpisahkan bagi diri Mou, itu hanya sisi persona yang sengaja ia ciptakan demi menggapai kesuksesan bisa disebut ia ibarat psikolog sejati nan handal dengan perannya itu.

    Seperti yang diucapkan Robinson, istri mou hanya mencintai Jose Mourinho, bukan sisi The Special One yang ia akui tidak selamanya ada dalam dirinya. Ia sendiri pernah bertutur akan hal itu, "Ketika memasuki ruang konferensi pers, maka saat itu permainan peran harus dimulai.".
    Dari sini sesungguhnya bisa menjelaskan segalanya, Ia memang dibenci, namun beruntung sosok seperti dirinya tidak dijadikan lawan bagi Madrid, ia dirangkul dan dijadikan kawan dan tentu saja untuk berpihak pada mereka.
    Mourinho tidak bisa dipungkiri adalah pribadi yang jenius. Seorang prajurit psikologis licik nan langka. Master seni kegelapan, seni yang ia mainkan dengan begitu istimewa.
    Salah seorang editor Marca mungkin bisa dibilang jeli akan hal ini, dengan menyebut, "orang-orang yang menuduh dia orang yang sombong atau gila, harus mengingat sesuatu hal yang sangat penting, Mourinho tidak akan pernah melakukan apa pun tanpa ada kepentingan tertentu, pasti selalu ada alasan.".
    Jika kita berpikir jernih untuk kasus ini, memang seperti itu bukan? Setiap actionpasti didasari oleh motif, hal yang kabur semacam ini lah yang bisa dimakan mentah-mentah oleh orang yang awam dan tak mengenal ilmu psikologis. Jelas sekali kita akan dibuat tersenyum jika menilai pola perilaku Mou ini, dia sengaja memainkan strategi psikologis ini.
    Setiap kata, setiap gerakan, setiap adegan, telah direncanakan dengan kesempurnaan. Setiap hal kecil yang dilakukannya adalah sihir, setiap hal kecil mengarah kepada kemenangan, itulah yang ia coba lakukan.
    Seringkali ia mengalihkan topik dengan komentar-komentarnya, ketika Madrid beberapa waktu yang lalu belum bermain produktif, ia lebih mengangkat topik lapangan Bernabeu yang ia sebut sebagai "ladang kentang", hal seperti itu jelas ada maksudnya, yaitu untuk menutupi sorotan kepada cara timnya bermain.
    Sepertinya kata Master Mind Games layak disematkan padanya. Setiap langkahnya dianalisis dan ditafsirkan dalam kerangka tersebut. Tapi tidak semuanya sesuai kerangka itu, tidak semuanya masuk akal, tidak semua orang bisa melakukan hal seperti itu. Coba bayangkan jika pelatih lain bertingkah seperti dirinya, maka tidak akan bisa berwibawa bukan? Karena memang dibutuhkan kekuatan lebih untuk menghadapi tekanan jika ada yang ingin memilih gaya seperti dirinya.
    Dia adalah manajer brilian. Dia adalah manajer pintar. Dan dia menggunakan media untuk mengirim pesan, untuk mengatur adegan, untuk menciptakan suasana. Dia telah membangun sebuah persona yang istrinya sendiri tidak suka tapi tampaknya sangat membantu meraih kemenangan.
    Tapi persona yang ia ciptakan tersebut kadang tidak bisa ia kendalikan, persona yang menyatu menjadi bagian dari dirinya. Dan tentu itu tidak berarti bahwa setiap kata-katanya benar-benar direncanakan.
    Kadang-kadang, alasan Mourinho adalah benar-benar sebuah alasan, kadang-kadang kemarahannya adalah benar-benar kemarahan, kadang-kadang tuduhan itu bukan taktik pintarnya tapi paranoia.
    Dia juga manusia biasa. Tapi, sama seperti mereka yang ingin membencinya tidak mau melihat apa-apa kecuali sisi gelapnya, begitu pula mereka yang membelanya juga tidak melihatnya. Atau memang tidak ingin. Mereka lebih suka membayangkan dia sebagai mastermind, tak terkalahkan, yang tak dapat diubah, tenang, dan benar-benar memegang kendali.
    Pemain-pemain yang pernah ia asuh pun mengakui dan bisa merasakan sisi psikologis yang Mou tanamkan, bahkan hingga kini mereka masih sering kehilangan jika mengingat apa yang pernah Mou berikan pada mereka.
    Marco Materazzi tidak menutupinya, musim lalu ia terlihat menangis dan memeluk sang coach sesaat sebelum Liga Champions mereka menangi di Bernabeu.
    Dejan Stankovic beberapa waktu yang lalu masih sempat bercerita tentang Mou setelah meninggalkan Inter. Ia bertutur, "Mourinho adalah psikologis hebat, ia bekerja begitu keras untuk skuad dan para pemain. Ia mengambil segalanya, tetapi sebaliknya ia juga memberikan banyak hal pada Anda."
    "Ia memberikan pada Anda ruang dan waktu, meyakinkan bahwa Anda merasa penting setiap saat. Apakah Anda bermain atau duduk di bangku cadangan, Anda merasa penting bersamanya. Saya hanya bisa berterima kasih padanya atas apa yang ia lakukan untuk saya,"
    "Saya melalui dua tahun yang hebat. Mungkin saya bisa tampil sedikit lebih baik, tapi saya puas dengan semua yang bisa saya berikan padanya," lanjut Stankovic.
    "Mourinho luar biasa, karena ia membuat Anda merasa bersalah jika Anda tak memberikan segalanya, karena ia memberikan Anda semua dari dirinya dan menyentuh Anda dengan tekanan yang positif. Itu membuat Anda tak mau melepaskannya, bahkan satu centimeter sekalipun."
    Mou mungkin sosok yang menyebalkan bagi orang di luar klub yang ia tangani dan cenderung tidak menyukainya, namun di klubnya ia menjadi bapak sekaligus sosok psikolog sejati nan handal.
    Keahlian seorang psikolog secara umum adalah menganalisa perilaku dalam upaya untuk memahami karakter individu maupun kelompok. Lebih sederhananya segala hal yang terkait dengan perilaku manusia merupakan hal yang dipelajari olehnya, meliputi tiga aspek yaitu pikiran, perasaan, dan juga tingkah laku.
    Itu yang diterapkan Mourinho dalam timnya, ilmu psikolog ia padukan ke dalam sepak bola, maka tak heran ia layak disebut sebagai Psikolog sejati